Tujuan Pendidikan Multikultural Menurut Beberapa Ahli

Beberapa Tujuan dari Pendidikan Multikultural 

 

Tujuan Pendidikan Multikultural Telah dijelaskan oleh Beberapa Pakar, yaitu Sebagai          berikut:
  • Mengetahui bahwa perubahan sosial dan budaya sedang terjadi di masyarakat. 
  • Memahami bahwa perbedaan merupakan hal yang sangat penting, dan dengan mempelajarinya dapat membantu mengerti orang banyak.
  • Meningkatkan interaksi inter- dan intra-kelompok dengan mengajarkan siswa tentang berbagai budaya dan cara-cara berinteraksi dengan siswa lain yang berasal dari budaya lain.
  • Mengajarkan pengertian dan keterampilan lintas-budaya kepada siswa sehingga mereka dapat dan mau berpartisipasi dalam multi-kultur dunia yang memiliki ketergantungan satu sama lain (Cushner et al., dalam Gage & Berliner, 1992).

Untuk mencapai tujuan itu, tentu tidak lah mudah. Oleh karena itu, para pengajar hendaknya memegang prinsip-prinsip pendidikan multi-kultur, yaitu:
  • Masyarakat biasanya mengkomunikasikan identitas budayanya dengan orang lain dalam hubungan yang paling luas.
  • Karena kita adalah multi-kultur, maka identitas budaya kita bersifat dinamis dan selalu berubah.
  • Walaupun kebudayaan adalah hal yang kompleks dan bervariasi, tetapi tetap terpola.
  • Interaksi dengan budaya lain dapat dilihat sebagai sumber untuk dapat memahami.
  • Masyarakat memegang perspektif multi-kultural sebagai usaha untuk menemukan kesamaan antara individu-individu (Pederson, dalam Gage & Berliner, 1992).

Dalam operasionalisasinya, Boutte & McCormick (dalam Henson & Eller, 1999) menyarankan bebarapa hal sebagai komponen dasar untuk meningkatkan ruang kelas yang multi-kultur, yaitu:

1. Modeling dari pengajar
Bila para pengajar menunjukkan bahwa mereka menilai orang-orang dari karakteristik dan latar belakang yang berbeda, maka siswa akan merasakan dan mengikuti sikap ini.

2. Memasukkan kebudayaan dalam kurikulum
Kurikulum harus memasukkan adat atau kebiasaan agama, musik, seni, dan literatur yang menggambarkan berbagai kebudayaan.

3. Literatur multi-kultur
Para pengajar harus menggunakan literatur yang menampilkan perbedaan gender dan anak-anak dengan ras yang berbeda dan lingkungan rumah.

4. Pengalaman multi-kultur
Dengan menambahkan kurikulum dengan hal-hal yang berhubungan dengan bahasa, pengajar dapat mendidik siswanya untuk menghargai perbedaan bahasa.

5. Nara sumber dari budaya yang berbeda
Keluarga atau anggota komunitas yang bersedia, dapat diundang ke kelas untuk berbagi kebudayaan.

0 comments