Teori Pendidikan Multikultural Menurut James A. Banks

Teori Pendidikan Multikultural Menurut James A. Banks

Dalam kajian penulisan ini penulis akan menggunakan teori, yang dicetuskan oleh James A. Banks mengenai pendidikan Multikultural.

Salah seorang ahli pendidikan multikultural di Amerika Serikat adalah James A. Banks.







Menurutnya, pendidikan multikultural bermula dari ide bahwa “semua murid, apapun latar belakang jenis kelamin, etnis, ras, budaya, kelas sosial, agama, atau perkecualiannya, harus mengalami kesederajatan pendidikan di sekolah-sekolah.” (Kurniawati, 2014:99).



Banks mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk peopel of color, yang telah dikutip oleh Yangin. Artinya, pendidikan multikultural ingin mengekspolarasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah Tuhan/sunatullah). Kemudian, bagaimana kita mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter (Yangin, 2010:24). 

Banks yang telah dikutip oleh Mahfud, menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan satu dengan yang lain. 

Pertama, Content Integration, yaitu pengintegrasian berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi, dan teori dalam mata pelajaran atau disiplin ilmu. 

Kedua, The knowledge contruction procces, yaitu membawa siswa memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin). 

Ketiga, an equity paedagogy yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam, baik dari segi ras, budaya (culture), ataupun (sosial). 

Keempat, prejudice reduction, yaitu mengidentifikasi karekteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Kemudian, melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, serta berinteraksi dengan seluruh staf dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik yang toleran dan inklusif. 

Kelima, An emoiwering school culture and sosial culture, membangun mosaik budaya komunitas yang toleran dan inklusif, yang memungkinkan peserta didik yang berasal dari kelompok ras, suku, gender, dan budaya yang berada, mengalami kesederajatan pendidikan dan status yang sama. Tradisi, budaya, kurikulum, dan lingkungan pendidikan perlu direkonstruksi dan ditransformasi, termasuk sikap, keyakinan, tindakan, penilaian, serta gaya dan strategi mengajar pendidik (Mahfud, 2006:167). 

Dari beberapa dimensi dan pendekatan ini digunakan untuk melakukan suatu proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan multikultural di sekolah. Melalui pendidikan multikultural ini peserta didik diberi kesempatan dan pilihan untuk mendukung dan memerhatikan satu atau beberapa budaya, misalnya sistem nilai, gaya hidup, atau bahasa. 

Trimakasih atas kunjungannya semoga artikel ini bermanfaat. Dan ikuti terus artikel saya yang selalu update setiap hari di https://dafid08.blogspot.co.id/



Daftar Acuan:
Mahfud, Choirul,.
2006, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maryam, Kurniawati,.
                        2014, Pendidikan Kristiani Multikultural. Bamboo Bridge Press, Jln. Bangka Blok N3/8 Sektor 14.5 Nusaloka, BSD, Tangerang.

0 comments