Konsep Pendekatan Pendidikan Multikultural Lengkap


Pendidikan Multikultural


Dalam bagian ini penulis memulai dengan penjelasan untuk memahami apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dan pendidikan multikultural. Kegiatan ini bertujuan untuk peserta didik dalam proses memahami multikulturalisme. Dalam pandangan Bhiku Parekh yang ditulis oleh Molan dalam bukunya Multikulturalisme, menetapkan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme. Dia membedakan antara multikultural dan multikulturalisme. Menurutnya, istilah multikultural mengacu pada kenyataan adanya keanekaragaman kultural, sedangkan multikulturalisme mengacu pada sebuah tanggapan normatif atas fakta itu. Artinya, ketika berbicara tentang multikuluturalisme, kita berbicara tentang aspek keanekaragaman budaya dan bagaimana fakta keanekaragaman itu ditanggapi dan disikapi secara normatif. Dengan kata lain, multikulturalisme berbicara tentang aspek deskriptif keanekaragaman (multikultural) yang disikapi secara normatif (multikulturalisme) (2015:29).
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi yang kadang-kadang ditafsirkan sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dengan masyarakat modern. Istilah multikulturalisme juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan dari berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara. Secara etimologis multikulturalisme terdiri atas kata multi yang berarti plural, kultural yang berarti kebudayaan, dan isme yang berarti aliran atau kepercayaan. Jadi multikulturalisme secara sederhana adalah paham atau aliran tentang budaya yang plural (Suryana dan Rusdiana, 2015:99).
Menurut penulis multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan penyikapan, dan tindakan oleh masyarakat suatu negara yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama, dan sebagainya, serta memahami nilai kebudayaan seseorang, menghormati, dan rasa ingin tahu tentang budaya etnis orang lain. Serta telah bersepakat dengan pamahaman atau  pandangan yang telah diungkapkan oleh James A Banks mengenai pendidikan multikultural, sebagai pencetus awal ide tentang pendidikan multikultural.
Pengertian pendidikan multikultural telah didefinisikan oleh beberapa tokoh. Di antaranya James A. Banks yang mendefinisikan  pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk kebebasan (education of freedom) sekaligus penyebarluasan gerakan inklusif dalam rangka mempererat hubungan antarsesama. Secara sederhana multikultural berarti berkenaan dengan lebih dari dua kebudayaan. Sedangkan menurut Kimlicka, multikultural adalah keberagaman budaya di dalam komunitas atau masyarakat. Dengan demikian masyarakat yang di dalamnya terdapat beraneka ragam budaya disebut dengan masyarakat multikultural.
Definisi pendidikan multikultural menurut Banks adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan, dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan agar siswa laki-laki dan perempuan, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.    
Pendidikan multikultural berkembang di Amerika, terutama di kalangan orang kulit hitam. Salah seorang pelopornya adalah James Banks yang menyatakan bahwa semua peserta didik, terlepas dari kelompok mana mereka berasal, seperti yang berkaitan dengan gender, etnis, ras, budaya, kelas sosial, agama atau perkecualiannya mempunyai kesempatan pendidikan yang sama di sekolah-sekolah (Kurniawati, 2014:99). Dalam tulisannya Banks yang telah dikutip oleh Kurniawati berpendapat bahwa, pendidikan multikultural merupakan sebuah ide, sebuah gerakan reformasi pendidikan, dan proses. Dalam ide tersebut pendidikan multikultural menciptakan kesempatan yang sama bagi semua peserta yang berasal dari suku, agama, ras, budaya, dan kelas sosial yang berbeda. Peserta didik diberikan kesempatan berpendapat untuk mengetahui latar belakang dari suku, budaya, ras, agama, dan kelas sosial yang lainya, supaya peserta didik mampu untuk menghargai perbedaan yang ada di sekitarnya.
Pendidikan multikultural tidak lepas dengan konsep filosofi dengan jangkauan yang luas, yang berhubungan dengan kepelbagaian etnis, ras, buadaya, bahasa dan lain sebagainya, agar peserta memiliki sikap dan prilaku positif, arif dan kritis dalam menghadapi keberagaman budaya, suku, ras, agama dan juga kategori yang direkontruksi secara sosial, seperti gender dan kelas sosial.
Pemikiran tersebut berjalan dengan pendapat Paulo Freire pakar pendidikan pembebasan (1989) yang telah dikutip oleh Suryana dan Rusdiana, bahwa pendidikan bukan “menara gading” yang berusaha menjahui realitas sosial dan budaya. Menurutnya, pendidikan harus mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, bukan masyarakat yang hanya mengagungkan pretise sosial sebagai akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya (Suryana Dan Rusdiana, 2015:196).
     Bagi Banks yang telah dikutip oleh Kurniawati, Pendidikan multikultural merupakan sebuah pedagogi yang bertujuan untuk menciptakan kesederajatan pendidikan bagi peserta dari berbagai ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya yang berbeda.
“Multicultural education is a field of study and an emerging disciline whose major aim is to create equal educational apportunities for student from diverse racial, ethnic, social class, and cultural groups.” -James Banks




Banks menggarisbawahi kesederajatan pendidikan, sebagai komponen yang penting dalam pendidikan, karena lembaga atau institusi apa pun tidak bebas dari bias diskriminasi dan konflik rasial, serta isu-isu yang berkaitan dengan kesukuan, ras, gender, dan otoritas. Memahami budaya, suku, ras dan agama sendiri dan merespon kebeutuhan peserta yang berbeda budaya, suku, ras, agama, dan perkecualiannya adalah bagian penting dalam proses pembelajaran. Peserta membutuhkan sarana untuk mengenal berbagai sumbangan budaya, agama, suku, dan ras terhadap seni, musik, arsitektur, drama, sastra serta kehidupan bersama secara luas (Kurniawati, 2014:100-101).
 Pengertian tentang multikultural mencakup pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural harus mencakup subjek-subjek, seperti toleransi, tema-tema tentang perbedaan etno-kultural dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi, hak asasi manusia, demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, kemanusiaan universal, dan subjek-subjek lain yang relevan.

Dalam konteks teoritis kini penulis, belajar dari model-model dan pemahaman pendidikan multikultural yang pernah ada dan yang sudah ada, dalam sebuah pandangan, teori atau ide yang dicetuskan oleh James A. Banks mengenai pendidikan multikultural.

0 comments